CURAHAN HATI WANITA BERKUMIS TIPIS
Dear people,
Tahukah kalian? Cara kalian memandang kami,
Wanita yang memiliki kumis tipis ini, sangatlah menyakitkan
Ketika pertama kali bertemu atau berkenalan dengan
seseorang,
Maka dengan spontan orang itu tidak akan menatap ke mata
kami,
Melainkan ke hiasan tipis diatas bibir kami,
Kumis.
Iya, mungkin kumis adalah hal yang aneh jika dimiliki
seorang perempuan,
Tapi tahukah kalian?
Kami juga tidak pernah tau jika kami akan dilahirkan dengan “keistimewaan”
ini.
Tatapan heran, tatapan takjub, bahkan tatapan jijik juga
sudah sering kami dapatkan
Setelah itu, kami yakin sekali,
Kata yang keluar pertama kali adalah,
“kok ada kumisnya?”
Atau , “kumisnya lucu ya, unik. Manis”
Atau bahkan kata yang paling menohok,
“kamu laki laki atau perempuan?”
Ketahuilah,
Sehalus apapun kalian menyinggung soal kumis,
Hati kami akan selalu merasakan sakit. Tapi kami mencoba
tabah dan justru memilih memberikan senyuman terbaik yang kami punya.
Mengapa?
Karena tak ada yang bisa kami sampaikan selain itu.
Mau menjelaskan?
Percuma. Kalian tidak akan mengerti.
Mau menangis? Meratapi nasib?
Untuk apa??
Bahkan teman kami sering berkata,
“aku gemas lihat kumismu. Ingin ku ambilkan pisau cukur
rasanya”
Dan dengan santainya, kami akan tersenyum.
Kemudian akan memilih diam, tidak menanggapi sepatah kata
pun. Atau bahkan pergi.
Dan ketika tidak ada orang disekitar kami,
Kami akan menangis karena mendapatkan perlakuan semacam itu.
Mungkin bagi kalian, itu hanyalah candaan semata.
Tapi bagi kami, kalimat itu amat menyakitkan.
Kadang, kami ingin marah dihadapan kalian. Ingin, tapi kami tidak
bisa.
Kenapa orang lain tidak pernah bisa dengan mudahnya menerima
perbedaan?
Apakah dimata semua laki-laki, perempuan itu harus punya
wajah halus tanpa kumis, tubuh langsing, dan kaki jenjang?
Katanya, kalian mencintai kami apa adanya?
Kalian bilang, kalian adalah makhluk yang toleran.
Tapi ketika kalian melihat kami,
Mengapa seolah kami adalah mahluk dari planet lain?
Sebenarnya, kami tidak pernah keberatan dengan kumis yang
kami punya.
Toh, kumis ini tidak mengganggu aktivitas kami,
Terlebih kumis ini tidak merepotkan kalian yang melihatnya.
Tapi, mata kalian dan mulut kalian,
Sepertinya akan terasa gatal jika tidak membahas kumis
bersama kami,
Iya kan?
Perkataan kalian kadang membuat kami merasa sedih,
Bahkan sebagian dari kami mulai kehilangan kepercayaan diri
karena lelucon yang sama sekali tidak lucu itu.
Dalam hal apapun, kami akan merasa takut.
Takut di cela, takut dihina lagi. Takut diperlakukan tidak
adil, bahkan takut mencari cinta sejati.
Kami takut bertemu orang yang salah,
Yang justru mungkin akan menghina kami setiap harinya.
Saya pribadi,
Saya pernah bertemu seseorang.
Pernah dekat, kemudian suatu hari dia mengatakan sesuatu
tentang kumis saya dengan kasarnya. Dan sejak itu saya sadar, dia bukan lelaki
yang baik untuk saya.
Begitu takutnya saya untuk sekedar percaya terhadap orang
lain.
Apakah itu yang kalian harapkan ?
Mencela orang lain, kemudian menghilangkan kepercayaan
dirinya, dan kemudian mendiskriminasi kami?
Tuhan tidak tidur !
Banyak sekali pepatah yang membahas bahwa fisik bukanlah
apa-apa,
Dan mungkin seribu pepatah tentang itu pun, tak pernah
benar-benar merasuk dalam pikiran kalian. Ujung-ujungnya, paling hanya
dijadikan quotes untuk post di
Instagram saja atau status di facebook belaka.
Ada slentingan yang mengatakan,
Wanita berkumis tipis dan beralis tebal memiliki nafsu yang
besar.
What the hell is that?
Apakah ada riset yang membuktikan itu?
Bukankah setiap manusia dilahirkan bersamaan dengan nafsu? Lantas
apa hubungannya dengan kumis?
Apakah kalian yang tidak memiliki kumis berarti tidak memiliki
nafsu?
Jika kalian mengatakan tidak memiliki nafsu, berarti kalian
bukan manusia.
Hey orang-orang berpikiran sempit,
ketahuilah setiap manusia yang NORMAL pasti memiliki nafsu.
Tinggal bagaimana kita menjalankan hidup,
apakah kita akan mengendalikan anfsu atau justru dikendalikan nafsu?
Sudah sakit, tertimpa tangga.
Sudah sering di hina, dijadikan bahan percakapan soal nafsu
pula.
Ada apa dengan kalian?
Apakah kalian adalah Tuhan yang bisa mengkritik orang lain
seenaknya?
Apakah tidak ada topik menarik lain, selain membahas soal
wanita berkumis dan mengaitkannya dengan nafsu?
Cobalah. Jika kalian menganggap segala yang kami rasakan ini
berlebihan,
Cobalah sehari saja menjadi kami.
Kami yakin kalian tidak akan mampu menghadapi tekanan
tekanan itu.
Kadang, stress tidak hanya soal diri sendiri tapi soal
lingkungan sekitar pula.
Dear people,
Jadilah manusia yang benar-benar toleran menghadapi setiap
perbedaan,
Bukan hanya toleran di status facebook dan quotes instagram
saja.
Untuk seluruh wanita berkumis tipis yang sedang membaca ini,
Janganlah bersedih.
Saya memahami apa yang kamu rasakan,
Karena kita sama.
Syukur, jika kalian juga mengalami seperti apa yang saya
alami, sering dibilang mirip bunda Iis Dahlia hanya karena kumis. Padahal saya
tidak cantik, tidak memiliki suara emas seperti milik beliau. Tapi mari kita
amini saja, tidak hanya kumis yang sama, semoga kesuksesan yang dimiliki beliau
juga disamakan dengan kita.
Amin.
Tetaplah tersenyum, angkat kepalamu. Mereka bukan Tuhan yang
menentukan jalan hidupmu, jadi bangkitlah. Jangan menunduk dan tunjukkan kepada
dunia bahwa mereka akan menyesal ketika mereka mengataimu atau menghina karena “keistimewaan” yang kita miliki ini.
Salam
Wanita berkumis tipis
Apa yang sudah kakak tulis sangat berarti untuk saya....terimakasih banget kak....jujur saya sangat nggak suka berbicara dengan orang walaupun orang yang dikenal ataupun yang nggak dikenal (kecuali keluarga) hal ini disebabkan saya malu ketika berbicara sama mereka mata mereka nggak tertuju ke mata saya tapi ke kumis tipis yang saya miliki...oleh karena itu saya selalu berusaha menutupi daerah itu contohnya aja seperti memakai masker, saya juga selalu memegang buku padahal tas saya masih muat tujuannya untuk menutupi kumis tipis saya, dan saya sering menutupi kumis tipis saya dengan jilbab panjang saya....
BalasHapusSaya selalu tahu kalau mereka yang melihat saya pasti dengan pandangan aneh.....sedih banget setiap liat reaksi mereka apalagi reaksi para cowok-cowok yang melihat saya....😭😭😓
Apa yang sudah kakak tulis sangat berarti untuk saya....terimakasih banget kak....jujur saya sangat nggak suka berbicara dengan orang walaupun orang yang dikenal ataupun yang nggak dikenal (kecuali keluarga) hal ini disebabkan saya malu ketika berbicara sama mereka mata mereka nggak tertuju ke mata saya tapi ke kumis tipis yang saya miliki...oleh karena itu saya selalu berusaha menutupi daerah itu contohnya aja seperti memakai masker, saya juga selalu memegang buku padahal tas saya masih muat tujuannya untuk menutupi kumis tipis saya, dan saya sering menutupi kumis tipis saya dengan jilbab panjang saya....
BalasHapusSaya selalu tahu kalau mereka yang melihat saya pasti dengan pandangan aneh.....sedih banget setiap liat reaksi mereka apalagi reaksi para cowok-cowok yang melihat saya....😭😭😓