Apa itu Manajemen Resiko?

Definisi Manajemen Risiko
}  Manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan.
}  Manajemen risiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap, yang dipunyai organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap risiko (SBC Warburg, The Practice of Risk Management, Euromoney Book, 2004)
}  Manajemen Risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha Bank (PBI no 13/23/PBI/2011)
}  Manajemen risiko bukanlah menghindari risiko. Kegiatan pengambilan risiko adalah mengikuti laba, tetapi terkadang menimbulkan kerugian yang tidak terelakkan.
}  Tujuan dari proses manajemen risiko yang efektif adalah untuk memastikan bahwa hasil yang diterima adalah relatif mencukupi dibandingkan secara relatif dengan risiko yang diambil.
Beberapa istilah penting
}  Risk appetite
   Risiko yang akan diambil
}  Exposure:
Adalah sumber-sumber risiko yang kemungkinan besar disebabkan oleh peristiwa yang sudah terjadi, atau pengulangan kejadian yang sama.
 
}  Probability:
                Adalah kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi.
}  Mitigasi:Risiko
perencanaan teknik yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya atau dampak risiko di bawah ambang yang dapat diterima
}  Moral hazard:
Adalah keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril, yang bersumber dari karakter pribadi yang bersangkutan, misalnya pelupa; atau bersumber dari perasaan hati orang yang bersangkutan, yang biasanya karena pengaruh keadaan tertentu.
Contoh: orang yang telah mengasuransikan diri dan mobilnya, maka merasa aman sehingga ia sembrono (lengah) dalam mengendarai mobilnya. Hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan.
}  Risk Control:
       Adalah tindakan yang dirancang untuk mengurangi risiko, seperti perubahan prosedur, perbaikan fasilitas, supervisi ekstra dan sebagainya.
       Gambling:
       Adalah pengambilan keputusan risiko tanpa assessment yang rasional atau prudent atau keterlibatan manajemen risiko.

MENGAPA RISK MANAGEMENT  DIPERLUKAN?
}  Dalam setiap usaha tentunya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) dengan mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Namun terdapat beberapa faktor yang sulit untuk dikendalikan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan biaya.  Dalam penerapannya terdapat beberapa kendala:
1.       Kontrak antara nasabah dan perusahaan itu mengikat dalam jangka waktu yang relatif lama, sehingga dapat terjadi bahwa return secara jangka pendek baik, namun secara jangka waktu yang relatif panjang perlu diprediksi dari awal seberapa jauh kemungkinan return tersebut sulit diperoleh kembali di masa mendatang.
2.        Terdapat moral hazard dari counterparties untuk tidak memenuhi kewajibannya di masa mendatang.
3.       Perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk selalu memantau secara ketat kondisi counterparties.
4.       Terdapat constraint dari internal management perusahaan untuk melakukan pengendalian secara comprehensive terhadap seluruh komponen yang dapat merugikan perusahaan.
5.       Terdapat moral hazard dari business unit untuk selalu mengutamakan return dan mengesampingkan risk.
MENGAPA RISK MANAGEMENT  DIPERLUKAN DI PERBANKAN?
1.       Bank adalah perusahaan jasa yang pendapatannya diperoleh dari interaksi dengan nasabah sehingga resiko tidak mungkin tidak ada
2.       Dengan mengetahui resiko maka kita dapat mengantisipasi dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam menghadapi nasabah/permasalahan
3.       Dapat lebih menumbuhkan pemahaman pengawasan melekat, yang merupakan fungsi sangat penting dalam aktivitas operasional.
Faktor Sejarah Krisis Perbankan Nasional
Ada beberapa alasan mengapa Bank-bank banyak di luiqidasi pada tahun 1998

1.       Pembiayaan berlebihan pada sektor ekonomi yang jenuh dan tidak produktif (Properti dan industri lain yang unstable, yang tergantung pada bahan baku/jadi import)
Banking risk exposure :
Credit Risk : Akibat unproductive sector
Market Risk, khususnya : Forex Risk akibat:Depresiasi Rp. Thdp Dollar. Forex rate, rate of return risk akibat :repricing gap
Liquidity risk, akibat: long term investment

2.       Pembiayaan pada group sendiri
Pelanggaran BMPK : Bank SUMA,BDNI,BUN,dsb
Credit Risk Exposure akibat tidak ada diversifikasi terhadap portofolio
Credit Fraud dan Incompetence dari faktor manusia
Total Kerugian Indonesia : Rp. 650 anTrilyun
Apakah Fungsi Manajemen Resiko?
1.       Menetapkan arah dan risk appetite dengan mengkaji ulang secara berkala dan menyetujui risk exposure limits yang mengikuti perubahan strategi perusahaan
2.       Menetapkan limit, umumnya mencakup pemberian pembiayaan, penempatan non pembiayaan, asset liability management, trading dan kegiatan lain seperti derivatif dan lain-lain
3.       Menetapkan kecukupan prosedur atau prosedur pemeriksaan (audit) untuk memastikan adanya integrasi pengukuran resiko, kontrol sistem pelaporan, dan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang berlaku
4.       Menetapkan metodologi untuk mengelola resiko dengan menggunakan sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dengan sistem komputerisasi sehingga dapat diukur dan dipantau sumber resiko utama terhadap organisasi Bank

Manfaat Manajemen Risiko

Bagaimana menterjemahkan manfaat dari manajemen risiko ke dalam suatu bisnis?
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh, termasuk profitabilitas, struktur neraca yang lebih baik, meningkatkan value dari stakeholder, reputasi yang baik di pasar sebagai organisasi yang dimanaje dengan baik, staf yang lebih terlatih, sehingga memperkecil tingkat pemutusan hubungan kerja dan memperbaiki tata kelola perusahaan (corporate governance)

ELEMEN MANAGEMENT RISIKO
1. Identifikasi Resiko , dilaksanakan dengan melakukan analisis terhadap karakteristik resiko yang melekat pada aktivitas fungsional, Resiko terhadap produk dan kegiatan usaha
2. Pengukuran resiko,  dilaksanakan dengan melakukan evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data dan prosedur yang digunakan untuk mengukur resiko , Penyempurnaan terhadap sistem pengukuran resiko apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi dan faktor resiko yang bersifat material
3. Pemantauan Resiko dilaksanakan dengan melakukan evaluasi terhadap eksposure resiko Penyempurnaan proses pelaporan terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi, faktor resiko, teknologi informasi dan sistem informasi manajemen yang bersifat material Pelaksanaan proses pengendalian resiko, digunakan untuk mengelola resiko tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan usaha

Kerangka Kerja Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko yang akan dilakukan oleh para manajer diletakkan dalam suatu kerangka kerja agar berjalan efektif
1. Memahami rantai risiko; melakukan analisa lingkungan untuk menetapkan konteks yang ada hubungannya dengan risiko, seperti masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya
2. Menetapkan atau mengkaji toleransi risiko, posisi dan perilaku para stakeholder
3. Memahami peristiwa yang pernah diambil perusahaan yang dapat merugikan bank
4. Melakukan penilaiaan atas risiko dan pengendalian yang ada
5. Menyusun tanggapan atas risiko yang ada
6. Menetapkan aktifitas pengendalian
7. Mengkomunikasikan risiko dan manajemen risiko
8. Melakukan pemantauan terhadap risiko dan pengelolaannya

Budaya Manajemen Risiko
1. Keberhasilan mengkomunikasikan dan mengintegrasikan manajemen risiko dalam sebuah organisasi bank tidak terletak pada tekniknya akan tetapi tergantung pada manusia pengambil dan pengelola risiko tersebut
2. Ada banyak pegawai, banyak karakter, sikap (attitude) dan keterampilan yang berbeda dalam bank menuntut adanya budaya organisasi dimana setiap orang harus menjadi manajer risiko karena setiap pegawai bertanggung jawab atas kegiatan dan hasil kerjanya
3. Pengembangan budaya manajemen risiko jauh lebih penting dibandingkan membangun sebuah kebijakan dan prosedur yang paling komplit karena pengelolaan risiko harus di implantasikan kepada setiap orang dari jenjang paling bawah sampai pada jenjang paling atas
4. Langkah untuk membangun budaya risiko:
a. Membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko sebagai pusat untuk membangun dan menyebarluaskan kebijakan dan prosedur risiko keseluruh jenjang organisasi
b. Menyusun manual kode etik
c. Merekrut pegawai yang memiliki sikap yang baik untuk memberikan pelayanan yang terbaik pada nasabah
d. Menjadikan manajemen risiko sebagai syarat untuk menduduki semua posisi manajemen
e. Menerapkan sanksi bagi pelaksana atau pengambil risiko
f. Memberikan insentif guna mendorong pegawai mengelola risiko dengan baik
g. Menerapkan seperangkat aturan agar pegawai tidak berani mengambil risiko yang berlebihan
h. Memasukkan penilaian kinerja mengelola risiko ke dalam proses penilaian kinerja pegawai

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Al-Hajr

5 Lagu LDR Khas Anak Rantau untuk Pacar

menghilangkan Jerawat dan Bekasnya menggunakan Sabun ajaib JF ANTI ACNE -Review